Musik dan Saya, Atau Bagaimana Saya Bisa Keracunan ABBA dan Nana?

Berhubung baru saja dapat rezeki iPod 160GB baru, kado dari istri saya tercinta, selama dua bulan ini saya sedang rajin-rajinnya memasukan beberapa koleksi musik digital saya ke dalamnya. sejauh ini sih belum terlalu penuh-penuh amat, baru 24 ribu lagu, ini juga gara-gara saya rada obsesif kompulsif, kalau berurusan dengan koleksi MP3 saya, nggak bisa masuk iPod kalau tidak komplit sealbum, padahal belum tentu juga saya mendengarkannya satu album penuh hehehe walaupun ada beberapa album yang hampir 95% lagu di dalamnya termasuk dahsyat, seperti Sgt. Peppers Lonely Hearts Club Band-nya The Beatles, Medusa-nya Annie Lennox, dan lain-lain.

Tapi sumpah kali ini saya bukan mau ngomongin iPod saya, apalagi maksudnya berpamer ria, bukan, bukan, sama sekali bukan…tetapi gara-gara kemarin, ketika saya menunggu istri saya pulang kantor, saya sempat ngobrol dengan ibu saya, mengenai musik (maksudnya lebih ke arah siapanya) apa yang dia suka, musik apa yang kakaknya suka, hingga musik apa yang disukai orang tuanya, yah oma dan opa saya itu…

Dan semakin mengerti mengapa bisa lumayan banyak jenis musik yang saya sukai, karena tanpa sadar mereka-merekalah orang-orang yang pertama meracuni selera musik saya yang lumayan beragam ini…

Dan ternyata seru juga menerka-nerka siapa-siapa saja orang yang bertanggung jawab dan jenis musik apa yang secara tidak sadar, mereka tanamkan kepada saya. Orang pertama yang bertanggung jawab tentunya, siapa lagi kalau bukan ibu saya…

Ibu saya sebenarnya rada ajaib juga selera musiknya, kalau dilihat dari karakter dirinya seperti apa, yang secara sadar mengaku kalau dirinya seorang hermit, penyendiri, obsesif kompulsif, dan asosial, kalau dibandingkan dengan kakaknya yang hiper-sosial hehehe… mengapa? karena ada dua musisi/penyanyi/band yang saya selalu ingat dari ibu saya ini, dan menurut saya rada kontradiktif antara mereka berdua ini, yang pertama ABBA, duo pasangan suami istri dari Swedia, yang menurut saya sangat pop, kalau nggak bisa dibilang rada disko, coba dengerin saja lagu mereka “Dancing Queen” yang kayaknya salah satu lagu wajib karaoke di seluruh Dunia, yang kalau kita menutup mata, sambil mendengarkan lagu ini, bisa-bisa kita serasa di tengah-tengah roller disco, lengkap dengan bola disko di tengah arenanya, atau lagu “Voulez Vouz” yang nenek moyangnya Euro-Disco, ala Ace of Base, yang kebetulan berasal dari negara yang sama…ngomong-ngomong apa yah hubungannya antara Swedia dan Euro-Disco?…mungkin kalau saya nemu jawabannya akan saya bahas kapan-kapan…

Tetapi karena Euro-Disconya ini, ABBA masuk dalam kategori musik ceria, dalam kamus musik saya…dan ini terbukti dengan setiap kali kita akan berjalan-jalan, bertamasya dengan berkendara mobil, ibu saya selalu memasang kaset mereka selama perjalanan…sampai-sampai kita menganggap ABBA adalah jalan-jalan…Walaupun sebenarnya ada beberapa lagu dari ABBA yang masuk kategori balada, menye-menye, tetapi sah rasanya mengkategorikan mereka ke musik ceria…

Dan gara-gara sempat menonton rekaman video klip mereka, lewat video rental betamax tentunya, saya sempat naksir berat dengan si pirang Agnetha, memang norak ternyata saya ketika TK hehehe

Nah yang rada kontradiktif, menurut saya loh, penyanyi favorit kedua ibu saya, Nana Mouskouri. Nana, walaupun masuk kategori penyanyi serba bisa, lintas aliran musik, bayangkan dia pop, pop Perancis, jazz, folk, dan lain-lain, karena dia multilangual, tetapi Nana Mouskouri yang mengingatkan saya kepada ibu saya adalah Nana sang biduan folk. Malah kalau mau jujur, Nana buat saya adalah Yunani, lengkap dengan bebunyian gitar ala Yunani. Sangat folk dan sangat world music. Sejujurnya saya tidak terlalu suka, tidak tahan malah dengan cara menyanyi folk yang terkadang bergetar ala yodeling, dan sampai sekarang pun musik Nana suka membuat saya merasa aneh, membuat saya terlempar ke per-tebingan Yunani, dan anehnya lengkap dengan kambing berbulu panjang, yang kayaknya nggak ada di Yunani.

Tetapi ternyata multi aliran musik Nana inilah yang nantinya membuat saya menjadi toleran terhadap berbagai jenis aliran musik, dan mencintai serta menyimak segala macam bebunyian yang ada dalam musik-musik yang nantinya masuk kategori world music ini…

Nana memukau saya, seiring waktu berjalan, bagaimana tidak?, Nana memiliki banyak sekali album, semenjak tahun 1964 hingga 2009!, rentang waktu yang tidak sebentar, dengan rentang katalog yang sangat panjang, 450 album menurut wikipaedia, untuk ukuran penyanyi solo, kembali lagi karena multi alirannya itu, dan tentunya multilangualnya itu, pantas saja Nana adalah penyanyi wanita dengan penjualan album terlaris sepanjang masa…

Banyaknya album Nana inilah yang membuat saya pusing hingga hari ini, mencari album Nana, yang di dalamnya terdapat lagu “Berceus”, yang menurut ibu saya adalah lagu pengantar tidur saya, ketika saya masih bayi dulu. Saya punya 18 album Nana, beberapa diantaranya versi digital, tetap saja saya belum menemukan “Berceus” versi Nana Mouskouri ini…Repotnya adalah, hingga akhir tahun 80an, semua rekaman kaset di Indonesia adalah versi bajakan, dan hampir 80%nya adalah kompilasi karya sang produser kaset yang mengeluarkan bajakan di Indonesia, sehingga untuk mengajak ibu saya mengingat judul kasetnya pun rasanya tiada gunanya.

Sebenarnya ada satu grup musik yang hingga saat ini menancap di hati saya, hasil ajaran dari ibu saya, The Beatles…nah yang ini rasanya saya harus membuat postingan khusus tentang mereka, dan dampaknya kepada selera musik saya…

Tetapi itu nanti dulu, lanjut ke orang-orang yang berjasa kepada saya…berikutnya, oma saya, ibu dari ibu saya…tetapi di postingan lanjutannya ya…


About this entry